Volume kendaraan terutama angkutan barang yang menggunakan jasa penyebrangan ferry di Selat Sunda semakin lama semakin membesar. Hal ini ternyata tidak diimbangi dengan ketersediaan moda pengangkut yang menggunakan kapal roro untuk melayaninya. Oleh sebab itu beberapa bulan terakhir ini kita dapat menyaksikan berita2 yang membuat miris, dimana antrian truk yang akan menyebrang dapat mencapai lebih dari 15 km dari Merak ke arah tol Cilegon. Seperti biasa, ketidakberesan ini salah satunya disebabkan oleh ketidakmampuan regulator angkutan sungai dan penyebrangan dalam mengantisipasi keadaan seperti yang sekarang terjadi. Manajemen pengaturan kapal yang masuk dok juga masih perlu dibenahi agar jangan sampai pelayanan jasa penyebrangan terganggu hanya karena kapal yang ada beramai-ramai masuk "rumah sakit" untuk check up dan "pengobatan". Semoga ke depannya pelayanan angkutan penyebrangan khususnya dan seluruh moda transportasi pada umumnya dapat membaik seiring dengan niat dan kerja keras seluruh elemen yang bertanggung-jawab agar bangsa ini terbebas dari belenggu problema transportasi massa yang terkadang membuat malu rakyat Indonesia di mata dunia. Kita memang masih mendambakan pemimpin dan pengelola negeri yang amanah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar