Batu terus mengalami perkembangan. Batu jenis baru terus bermunculan menggantikan batu yang sudah lama ada. Batu yang sudah lama ada pun, memiliki rupa baru sehingga terlihat berbeda. Rupa baru ini biasanya berupa finishing atau cara pemasangan.
Dari finishing-nya, saat ini dikenal 3 macam batu. Rata mesin yaitu dipotong menggunakan mesin sehingga permukaannya rata. Dari segi harga, jenis inilah yang paling murah. Semi poles yaitu dipotong menggunakan mesin, kemudian dipoles, sehingga kalau diraba permukaan terasa lebih licin. Rata bakar yaitu dipotong dengan mesin, kemudian disemprot dengan api sehingga permukaan menjadi kasar (bertekstur) dan timbul bintik-bintik hitam. Jenis inilah yang sekarang sedang "in" dan paling banyak dicari. Cocok untuk lantai carport dan lantai kamar mandi.
Saat ini setidaknya ada 6 jenis batu yang masih digemari orang, yaitu andesit, candi, paras, pacitoroso, bali green, dan batu yang paling abadi yaitu batu kali/templek/sabak. Bila dulu candi dan andesit biasa dipasang dengan pola rata sekarang orang sering menggunakan pola maju-mundur. Bila dulu andesit yang banyak digunakan adalah finishing rata mesin, sekarang banyak digunakan finishing rata bakar. Bila dulu batu kali dengan bentuk tak beraturancuma ditempel biasa, sekarang dipasang dalam pola susun sirih.
Dari batu-batu ini, andesit dan sabak termasuk batu yang kuat. Di bawahnya ada pacitoroso dan candi. Sedangkan paras dan bali green termasuk batu yang lebih lunak. Andesit, pacitoroso, candi, dan batu kali bisa digunakan untuk dinding maupun lantai. Tapi paras dan bali green, karena lunak, lebih cocok digunakan untuk dinding.
Sebagian besar batu tersedia dalam berbagai macam ukuran seperti keramik. Pemasangannya secara umum seperti memasang keramik. Bedanya, bila memasang keramik natnya diisi, bila memasang batu natnya tidak diisi. Jadi semen hanya dioleskan di bagian belakang batu. Dengan demikian tampilan batu terlihat lebih alami tanpa gangguan semen atau nat di sela-selanya. Inilah wajah batu-batu tersebut.
Dibanding batu-batu lain yang ditampilkan disini, batu andesit -berasal dari Jawa Barat- termasuk batu yang paling kuat dan tahan lumut, sehingga bisa ditaruh di dalam ataupun luar ruangan. Pemakaiannya fleksibel, bisa untuk lantai maupun dinding.
Yang paling dicari orang saat ini adalah andesit jenis rata bakar. Cirinya, permukaannya lebih kasar dan ada bintik-bintik hitam seperti kena bakar.
Sepintas batu ini mirip dengan batu andesit, tapi warnanya lebih terang dan banyak pori-porinya (bersifat porous). Karena pori-pori itulah batu ini mudah meresapkan air, sehingga tak tahan terhadap lumut.
Batu ini sebenarnya sudah lumayan lama ada di pasaran alias bukan barang baru. Dulu, batu candi hanya memiliki bentuk persegi panjang, yang biasa digunakan untuk teras. Sekarang, sudah bermunculan batu candi berukuran bujursangkar, yang bisa digunakan untuk dinding ataupun lantai.
Batu asal Pacitan, Jawa Timur ini juga bukan barang baru. Cuma, bila sebelumnya jenis yang populer adalah rata kulit, sekarang lebih banyak orang menggunakan jenis rata mesin atau jenis yang dibentuk alur patah.
Dengan kekuatan sedang (lebih keras dibanding paras), batu ini bisa digunakan untuk dinding maupun lantai. Secara umum batu ini memiliki warna campuran antara kuning dan peach ke arah pink, dengan motif gurat-gurat acak. Tapi di pasaran Anda bisa menemui jenis yang cenderung lebih banyak kuningnya atau lebih banyak peach-nya.
Paras
Batu cantik dari Yogyakarta ini sebenarnya bukan barang baru lagi, namun sampai sekarang pamornya belum pudar. Tampilannya berwarna putih tulang/off white dengan permukaan yang rata. Tapi batu ini tidak sekuat andesit, sehingga tak bisa dipijak alias tak bisa digunakan sebagai lantai.
Ada lagi paras jenis yang lebih baru yang juga berasal dari Yogyakarta, yaitu bresia. Batu ini tersedia dalam warna coklat dan putih yang khas dengan motif garis-garis.
Wassalam,
AAngAdhA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar