Selasa, 24 November 2009

Kamera Digital



Saat ini banyak diluncurkan berbagai macam kamera digital mulai dari kelas compact hingga kelas DSLR, itupun masih dilengkapi berbagai tipe
dan fitur yang semakin lama semakin canggih dan menarik. Setiap produsen kamera memilika ciri khas yang merupakan keunggulan dari masing-masing merek. Para produsen kamera selalu berusaha untuk terus memperbaiki, meningkatkan dan menambah fitur-fitur kamera yang dihasilkannya untuk tetap bisa bersaing di pasaran. Hal ini sangat menguntungkan konsumen, dimana dari kompetisi yang sedemikian sengit pada akhirnya akan bermuara pada produk-produk yang semakin canggih, semakin beragam dan semakin murah. Bahkan pada saat ini, kamera-kamera DSLR kelas pemula sudah mampu mengungguli kamera kelas profesional yang dikeluarkan beberapa tahun yang lalu.
Dalam pemilihan kamera yang akan kita pergunakan hendaknya berdasarkan kebutuhan dan kondisi keuangan yang tersedia. Pilihlah kamera yang telah banyak direkomendasikan oleh banyak fotografer yang lebih berpengalaman, atau dengan mempelajari sejarah produsen dan mencari testimoni dari orang-orang yang telah menggunakan suatu merek. Jangan menggunakan merek yang dikenal kurang memiliki after sales service yang kurang baik, hak kita sebagai konsumen untuk mendapatkan pelayanan terbaik. Tentunya anda akan sangat kecewa jika terjadi cacat produksi sementara agen dan produsen seakan lepas tangan dan ogah-ogahan dalam melayani klaim, keluhan dan kebutuhan servis kamera anda bukan???
Bagi seorang pemula yang lebih sering hanya menampilkan gambar foto di layar komputer, kamera compact 6 megapixel sebenarnya sudah cukup untuk dipergunakan. Memang anda tidak akan mendapatkan gambar seperti yang dihasilkan oleh sebuah kamera DSLR kelas bawah sekalipun, tetapi paling tidak anda dapat mulai mempelajari fotografi beserta pengolahan komputer untuk memperindah karya foto yang anda hasilkan.
Mode yang umum pada kamera digital :
  • Auto : Mode dimana flash akan diaktifkan secara otomatis apabila kamera mendeteksi situasi yang rendah pencahayaannya. Flash diaktifkan untuk menghindari gambar yang blur akibat kamera yang bergoyang karena kecepatan rana yang rendah. Mode ini juga memungkinkan kamera memilih setelan terbaik untuk situasi pemotretan pada saat itu. Umumnya mode ini cukup baik untuk kebanyakan pengguna pemula.
  • A : Aperture Priority. Mode yang memungkinkan fotografer untuk mengatur Aperture atau bukaan diafragma lensa kamera, makin kecil angka A berarti makin besar bukaan diafragma lensa, begitu juga sebaliknya semakin besar angka A berarti semakin kecil bukaan diafragma lensa. Contoh, aperture 2.8 lebih lebar daripada 11, yang berarti di f/2.8 lebih banyak cahaya yang masuk daripada f/11. Aperture atau nilai f ini juga berhubungan dengan ruang ketajaman, makin besar bukaan berarti ruang ketajaman yang makin sempit/tipis, sehingga menghasilkan foto ( terutama portrait ) dengan latar belakang yang blur, sehingga subjek terisolasi dari background. Begitu pula dengan bukaan yang kecil berarti ruang tajam yang makin luas, terutama untuk fotografi lansekap yang membutuhkan ruang tajam yang luas. Namun ketajaman tertinggi lensa bukanlah pada bukaan terkecilnya. Ketajaman lensa biasanya maksimal didapatkan pada bukaan 2 kali terlebarnya. Jadi misalnya bukaan maksimal lensa anda adalah 3.5, maka ketajaman tertinggi sudah didapat pada nilai f/7.1. Dengan mode ini fotografer tinggal mengatur bukaan yang dikehendaki, selanjutnya kamera yang akan menyesuaikan shutter speed dan ISO yang disesuaikan dengan kebutuhan pencahayaan pada saat itu.
  • S : Shutter Priority. Mode yang memungkinkan fotografer untuk memilih kecepatan pelepas rana sesuai dengan keinginan. Kamera secara otomatis akan memilih Aperture dan ISO yang disesuaikan dengan kebutuhan pemotretan saat itu.
  • P : Program. Hampir sama dengan Auto, tetapi flash tidak otomatis dikeluarkan pada saat pencahayaan yang kurang. Umumnya pemotretan dengan mode P ini memberikan hasil yang relatif lebih baik daripada Auto.
  • M : Manual. Pada mode ini seluruh parameter pemotretan ditentukan sendiri oleh fotografer. Nilai ISO, Aperture, Shutter speed ditentukan oleh fotografer untuk memberikan hasil seperti yang ia harapkan. Umumnya fotografer yang telah berpengalaman lebih menyukai mode ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar