Jumat, 20 Mei 2011

Terik Yang Menyakitkan

Sebulan yang lalu jalanan masih basah
Tetesan air kehidupan dari langit masih menerpa
Beribu-ribu menyerbu tanah ini
Menghijau menyegarkan seluruh insan di bumi

Di setiap senja mereka senantiasa hadir
Tanpa alpa, ijin, apatah lagi sakit
Menyapa semesta yang bergembira ria
Menyambut kesejukan hawa yang mereka bawa

Tapi saat ini sudah tak lagi sama
Tanah memerah dan mulai retak merata
Lelah menanti siraman dari langit yang mulai langka
Ciptakan kerinduan mereka akan curahnya

Senja kini semakin merah
Siang kini semakin gerah
Mentari kini tak lagi terbungkus mega
Terik ini sungguh menyakitkan

Titik air dari langit, aku rindu.....

*Gunung Sugih, 18 Mei 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar