Rabu, 04 Mei 2011

The Warrior's Way : Jika Pergi Itu Jalan Yang Terbaik


Di majalah fitnes dan kesehatan yang selalu saya baca, pada satu edisi ada yang menyajikan ulasan tentang referensi film. Salah satu film menarik yang diangkat berjudul The Warrior's Way. Iseng-iseng ketika saya berjalan di sebuah mall di Cilegon saya mencari film yang dimaksud. Syukurlah akhirnya dapat saya temukan. Film ini walaupun bajakan (sori gak beli yang asli, hehehe....) kualitas gambar dan 'subtitle'nya tergolong baik. 

Setelah saya tonton ternyata memang setting dan efek-efek dalam pertempuran di dalamnya patut diacungi jempol (saya sampai 3 kali memutarnya). Tapi selain itu ada hal menarik lainnya yang dapat dijadikan pelajaran yang dapat -dan mestinya- diterapkan di dunia nyata, terutama oleh para pemimpin -atau siapapun- yang berjiwa besar dan memiliki sifat seorang pejuang/kesatria.

:: Kita Adalah Pasir dan Mereka Adalah Bunga

Dalam film yang dibintangi oleh Jang Dong Gun ini bercerita tentang seorang pejuang (Sad Flute) dari Asia yang ingin menyelamatkan seorang bayi -anggota terakhir- dari klan musuh yang mestinya ia bunuh juga. Namun karena sikapnya ini maka ia segera diburu dan menempatkannya sebagai musuh no. 1 yang mesti dibunuh oleh klannya sendiri (seperti Osama Bin Laden (alm) yang menjadi musuh AS no. 1). Demi menyelamatkan sang bayi yang akhirnya ia cintai maka ia pun pergi membawanya berkelana menuju tempat yang jauh ke sebuah kota kecil di Amerika Serikat sekaligus mencari kehidupan yang baru. Ternyata musuh yang notabene berasal dari klannya sendiri tetap memburu ia beserta bayi lucu itu untuk dilenyapkan.

Singkat cerita meskipun ia, bayi mungil dan beberapa orang yang ia sayangi di kota kecil tersebut berhasil selamat dari pembunuhan, namun ia menyadari bahwa kehadirannya disana memberi resiko terhadap orang-orang dan dunia baru yang ia sayangi. Nasehat yang diberikan oleh seorang sahabat baru yang kebetulan juga seorang 'jawara' yang mengerti kehidupan dan masa lalu sang kesatria turut menguatkan niatnya untuk segera pergi dari situ. "Jika kamu benar-benar mencintai mereka, jalan terbaik yang mesti kamu tempuh adalah pergi menjauh," demikian nasehat dari sahabatnya. "Kita adalah pasir dan mereka adalah bunga," lanjutnya lagi.

Akhirnya Sad Flute memantapkan hatinya untuk pergi demi menyelamatkan orang-orang yang dicintainya. Sebab pasti masih akan ada dan banyak lagi musuh-musuh yang datang untuk berusaha membunuhnya dan ini sangat membahayakan orang-orang di sekelilingnya, membahayakan masa depan mereka. Pergi adalah jalan yang terbaik.

:: Jalan Yang Ditempuh Seorang Kesatria

Menarik sekali jalan cerita dan sedikit filosofi yang dapat dipetik dari film tersebut. Ada benang merah yang dapat ditarik darinya bila dibandingkan dengan kehidupan keseharian kita. Baik oleh setiap kita atau para pemimpin yang benar-benar mencintai rakyatnya.

Kita mungkin memang memiliki niat yang tulus dan sungguh-sungguh ingin membahagiakan orang-orang yang kita cintai, dan kita juga sudah merasa dalam zona kenyamanan kondisi saat ini. Tetapi apabila kehadiran kita sebenarnya sangat membahayakan masa depan orang-orang yang (katanya) kita cintai, entah itu membahayakan nyawa atau kesejahteraan dan kemakmuran mereka di masa depan, sebaiknya kita menyingkir dan pergi. Pergi untuk kebaikan semuanya.

Seorang pemimpin yang merasa nyaman dengan kedudukan dan -katanya- sayang pada rakyat dan masyarakatnya lebih baik turun. Mundur dari jabatannya apabila kehadirannya justru membahayakan masa depan masyarakat luas, membahayakan masa depan bangsa. Entah mungkin karena kemampuan dan keberaniannya yang kurang, atau sudah terlalu banyak orang yang tidak suka karena kepemimpinannya yang lamban dan cuma 'omong doang', sehingga membawa bangsanya menepi ke jurang keterpurukan.

Pemimpin yang bersifat 'warrior' dan berjiwa besar sebaiknya tahu kapan mundur dan pergi demi masa depan rakyatnya. Jangan sampai bernasib tragis seperti Hosni Mubarak, Ben Ali atau Soeharto yang diturunkan rakyat dengan tidak hormat. Hal tersebut dapat pula dilakukan oleh kita, orang-orang biasa. Seandainya kepergian anda dapat menyelamatkan dan membahagiakan orang-orang yang anda cintai, maka jalan itupun mesti anda tempuh. Jalan seorang kesatria. Meski kadang terasa berat dan meninggalkan luka yang mendalam, tetapi mesti dijalani (seperti yang pernah saya alami).

:: Inti Atom

Film yang disutradarai Sngmoo Lee ini keren dilihat dari segi cerita dan suguhan action-nya. Tetapi film ini memang sebaiknya dikonsumsi oleh penonton dewasa dikarenakan terkadang aksi-aksi dalam pertempurannya lumayan sadis dan bersimbah-darah. Di luar itu semua, ada pelajaran dan hikmah yang dapat dipetik dari film ini (bukan kekerasannya lho). Sifat kesatria sejati yang memilih jalan yang terbaik untuk semua, jalan kesatria. Walaupun dengan berat hati ia harus pergi demi masa depan orang-orang yang dicintainya ; The warrior's way. Semoga sifat seperti ini dimiliki juga oleh para pemimpin bangsa kita, amin...

Wassalam
AAngAdhA





Tidak ada komentar:

Posting Komentar