Selasa, 17 Mei 2011

Antisipasi Kerusakan Bangunan

Terkadang para pemilik gedung atau rumah baru merasakan kekecewaan dikarenakan kualitas bangunan yang baru saja ditempati ternyata tidak sesuai dengan harapan. Sumber dari kekecewaan itu bisa bermacam-macam, misalnya atap rumah yang bocor, dinding yang retak-retak, pasangan ubin yang  mudah lepas, plesteran yang mudah rontok, hingga cat dinding yang mudah berjamur.

Kejadian ini dapat menimpa segala jenis dan tingkatan perumahan atau bangunan gedung. Mulai dari rumah sangat sederhana, sederhana, kelas menengah hingga rumah atau bangunan gedung yang mewah. Mengapa hal ini dapat terjadi. Bagaimana cara mengatasinya ?


:: Kualitas Material dan Proses Pengerjaan

Banyak hal yang perlu diperhatikan agar didapat bangunan yang berkualitas dan dapat memberikan kepuasan, keamanan dan kenyamanan pada penghuninya. Kurang diperhatikannya kualitas bahan dan teknik pemasangan dapat berakibat buruk pada hasil akhir dari bangunan tersebut.


Pada saat pembangunan bahan bangunan yang dipergunakan mulai dari pasir, hingga semen dan  bahan pendukung lainnya yang  dipergunakan harus baik mutunya. Terkadang pasir yang dipergunakan mengandung lumpur atau bahan organik lainnya. Air yang dipergunakan untuk campuran juga kadang berasal dari sumber yang sembarang sehingga kotor dan mengandung garam. Penggunaan pasir yang  kotor dan mengandung bahan organik lainnya, juga penggunaan air adukan semen yang tidak bersih dapat mengakibatkan retak-retak pada dinding bahkan kerontokan plesteran semen di dinding. Oleh sebab itu harus diperhatikan benar kebersihan pasir dan gunakan air yang bersih dan tidak  mengandung asam semisalnya air hujan.

Penggunaan pasir yang banyak tercampur bahan organik juga akan mengakibatkan kerusakan permukaan yang dicat. Dinding beton yang terbuat dari pasir yang tercampur bahan organik apabila terkena air hujan akan mengakibatkan tumbuhnya jamur dan mendesak lapisan cat di atasnya, sehingga cat menjadi terkelupas dan dipenuhi dengan bercak-bercak jamur.

Rapuhnya dinding juga disebabkan karena pemasangan batu bata yang tidak mengalami perendaman  terlebih dahulu. Batu bata kering yang langsung dipasang akan sangat cepat menyerap air dari semen adukan pemasangan bata itu sendiri dan juga dari plesteran, sehingga proses hidarasi yang sedemikian cepat oleh batu bata akan menyebabkan dinding retak-retak hingga pecah. Hal ini kadang juga terjadi pada pemasangan ubin. Proses hidrasi yang terlalu cepat dapat menyebabkan ubin 'meledak' dan pecah.

Kebocoran atap juga kerap terjadi pada bangunan yang baru. Hal ini disebabkan karena penggunaan kayu yang belum kering, sehingga setelah dipasang akan terjadi perubahan bentuk. Perubahan bentuk ini akan mengakibatkan pergeseran sambungan atap dan juga keretakan pada karpus. Tentu saja bila turun hujan maka akan terjadi kebocoran. Oleh karena itu pergunakanlah kayu yang telah  benar-benar kering sebagai bahan rangka atap bangunan anda.

:: Faktor Cuaca

Hujan asam  dan polusi udara seperti yang terjadi di kota-kota besar (kalau di Gunung Sugih tempat saya tinggal masih bersih dan terbebas dari polusi udara dan hujan asam seperti itu.. :) ) juga dapat menjadi penyebab  mengapa bangunan yang baru saja selesai dibangun mengalami kerusakan. Tetesan hujan asam yang yang jatuh dan meresap ke dalam elemen bangunan yang terbuat dari semen akan bereaksi dengan bahan kapur yang terdapat dalam semen tersebut. Adanya reaksi ini akan mengasilkan materi-materi dengan volume yang lebih besar dari bahan pembentuknya. Material ini akan mendesak dari dalam elemen bangunan seperti atap, dinding beton, lapisan plesteran, baik pada dinding maupun ubin dan lain sebagainya. Proses ini lama-kelamaan akan membuat permukaan dinding beton menjadi retak- retak dan pecah.

Berbagai kerusakan yang ditimbulkan baik oleh buruknya kualitas bahan, kesalahan prosedur  pemasangan hingga faktor cuaca pada prinsipnya semuanya bisa diatasi. Namun karena keterbatasan waktu pelaksanaan maupun pengawasan di lapangan pada saat pembangunan, hal-hal tersebut terkadang kurang diperhatikan.

Saat ini banyak beredar di pasaran, bahan-bahan pembantu untuk memperkecil resiko kerusakan bangunan secara dini. Misalnya bahan penambah daya rekat semen, bahan pencegah kerusakan plesteran atau dinding, bahan pencegah terjadinya rembesan atau kebocoran dinding, bahan pemacu kekuatan beton dan yang lainnya (cari sendiri ya ? hehehe...)

Bahan-bahan tersebut dapat diperoleh dengan mudah di berbagai toko bahan bangunan berikut dengan cara penggunaannya. Penggunaan bahan-bahan tersebut dapat membantu mengurangi tingkat kerusakan yang disebabkan oleh berbagai faktor pada saat pembangunan, termasuk kondisi cuaca di lokasi di mana bangunan tersebut berada.

Selamat membangun !

Wassalam,
AAngAdhA

2 komentar:

  1. mas,itu ada solusinya engga buat faktor cuaca,baha,dan human error? terimakasih

    BalasHapus
  2. Ayu Chorunnisa: Sebenarnya untuk kondisi cuaca di Indonesia yang tidak terlalu ekstrem, penggunaan material yang umum digunakan selama ini masih memungkinkan. Misalnya semen yang biasa dijual adalah PC (Portland Cement) type I (Ordinary Portland Cement), cocok untuk penggunaan dalam konstruksi rumah tinggal.
    Begitu pula dengan bahan2 bangunan lainnya. Semuanya bahan yang umum digunakan. Hanya yang terkadang dilupakan/kurang diperhatikan adalah kebersihan dari material2 tsb ; mis: pasir yang kotor karena bercampur dengan tanah, air yang digunakan untuk adukan semen bukan air bersih, dsb.
    Jadi, faktor utamanya adalah pengawasan dalam proses pembangunan. Untuk itulah dibutuhkan site manager yang betul2 menguasai pekerjaaannya. Terimakasih, semoga bermanfaat.

    BalasHapus