Minggu, 22 Mei 2011

NINJA ASSASSIN : Kejam Berbuah Pengkhianatan

Pernahkah anda menonton film 'Ninja Assassin' yang diperankan oleh Rain salah seorang personel Full House -drama Korea- kalau tidak salah... Ya, kalau tidak salah, sebab saya bukanlah penggemar sinetron atau drama Korea -apalagi Indonesia-, hehehe.....

Di film ini si Rain berperan sebagai Raizo, anak yatim yang dipungut oleh sebuah Klan Ninja Ozunu pembunuh bayaran yang berusia ribuan tahun. Perguruan Ozunu ini terletak di sebuah pegunungan terpencil yang sulit dijangkau orang. Disini Raizo dan anak-anak yatim lainnya (juga dipungut dari jalanan) dibentuk menjadi prajurit yang tangguh. Sekumpulan Ninja pembunuh dengan bakat dan kemampuan  bela diri ala ninja yang sangat tinggi. Oleh sang guru besar yang dipanggil 'ayah' oleh  murid-muridnya, mereka dijejali doktrin untuk tidak mengenal rasa takut, sakit, ragu-ragu dan  belas kasian... Pokoknya hajar bleh ! Kejam memang...

Film ini dibuka dengan adegan yang lumayan sadis. Potong-memotong, putus-memutus, dan darah yang bercucuran dimana-mana... Keren namun sadis... Untuk yang tidak kuat melihat darah, disarankan untuk tidak menonton film ini. Atau kalau ngotot tetap mau nonton, waktu adegan ini tutup saja mata anda... aman..... hehehe.........

Body si Rain (Raizo) begitu keren dengan definisi otot-otot yang enak dilihat meskipun ukurannya tidak besar seperti binaragawan. Tapi justru karena itulah ia makin enak dilihat.... Kabarnya untuk membentuk tubuh agar 'jadi' seperti itu, dia berlatih selama 1 tahun di Gym dengan latihan yang intensif serta pola makan makan yang diatur... Hasilnya memang keren dan seksi. Cocok untuk menjadikan ia sebagai pemeran utama film ini.

:: Disiplin dan Latihan Keras Kunci Keberhasilan

Perguruan ninja yang berusia ribuan tahun ini eksis dengan cara menjadi pembunuh bayaran bagi siapa saja yang sanggup untuk membayar mereka sebesar 100 pon emas untuk setiap misi pembunuhan. Para ninja ditempa sejak mereka masih kanak-kanak dengan disiplin yang sangat tinggi, latihan yang amat keras dengan sanksi yang terhitung kejam, apalagi untuk ukuran anak-anak. Saking kejamnya, bahkan apabila ada yang mencoba lari dari sana akan dijatuhi hukuman mati dengan pedang yang diarahkan ke jantung... Hmmmm........... ngeri ya ???

Para ninjutsu ini dilatih untuk dapat menguasai berbagai macam jenis senjata, seperti pedang, pisau (tentunya bukan pisau dapur apalagi pisau cukur....), tongkat, tombak, rantai yang ujungnya diberi senjata tajam (seperti  yang dipakai oknum pelajar untuk tawuran), dan juga senjata khas ninja berbentuk bintang yang sangat tajam dan digunakan dengan cara dilempar... cool.......

Ada sisi positif yang dapat diambil dari cerita ini (bukan rusuh-rusuhannya ya?), yaitu hanya dengan disiplin, motivasi dan kerja keraslah maka setiap orang bisa mencapai goalnya. Bisa menguasai bidang yang ditekuninya dengan sangat baik dan kualitas sangat tinggi, seperti halnya para ninja yang dibentuk sehingga bisa menjadi petarung yang sangat andal dan memiliki keahlian yang luar biasa... sekali lagi motivasi, disiplin, dan latihan keras akan membuahkan hasilnya.....

:: Pengkhianatan Berbuah Kematian

Disiplin dan sanksi hukuman mati yang diterapkan pada akhirnya akan mengambil korban.....

Hukuman mati ini akhirnya jatuh ke salah seorang teman dekatnya yang seorang wanita, dimana mereka sering saling mencurahkan isi hati. Karena pelatihan dan sanksi yang kejam dan tak mengenal kata kasihan, sang wanita akhirnya berusaha melarikan diri tetapi akhirnya tertangkap dan dihukum mati di depan seluruh anggota perguruan, termasuk Raizo..... Bisa anda bayangkan perasaannya saat itu... -Kalau tidak kuat, jangan dibayangkan ya ??-

:: Kekejaman Akan Melahirkan Pengkhianatan


Tiba akhirnya masa-masa mereka bersiap untuk 'turun gunung' dan menjalankan perintah untuk membunuh demi 100 pon emas. Mereka telah menjelma menjadi para ninja yang menakutkan dan  memiliki skill bertarung yang sangat tinggi. Raizo pun menjalani 'tugas' pertamanya dengan  sukses, meski sempat menerima perlawanan yang membuatnya benjol-benjol dan sedikit luka...

Ketika ia sedang 'melapor' kepada sang guru tentang tugas yang berhasil ia tunaikan, ia dikejutkan dengan tugas tambahan yang mesti dilakukan saat itu juga, yakni membunuh seorang gadis anggota perguruan yang hendak melarikan diri... Wow, takuuuuuttt.....

Teringat kembali olehnya peristiwa-peristiwa yang lalu tentang kekejaman sang guru dalam menggembleng mereka. Apabila ada kesalahan, sanksi yang diterima sungguh tak manusiawi, misalnya dipukul hingga terluka dan sebagainya.

Tetapi hal yang paling diingatnya adalah peristiwa penghukuman mati yang menimpa teman dekat wanitanya. Hal itu sangat membekas di dalam ingatannya. Kali ini ia kembali dihadapkan dengan hukuman mati pada seorang wanita dan ia sendiri yang harus menjadi algojo -eksekutornya-......

Akhirnya karena kekejaman-kekejaman sang guru yang telah melampaui batas, mulai saat itu ia  berubah pikiran dan menjadi "pengkhianat" bagi perguruannya sendiri. Kini, seorang diri ia harus menumpas seluruh anggota perguruan ninja beserta gurunya, yang juga memburu ia untuk dilenyapkan.

Kekejaman telah melahirkan pengkhianatan.........

:: Nilai-nilai

Bagaimana dengan anda? Apakah anda termasuk orang yang kejam? Hehehe..... Sembarangan bertanya ya???

Kejam itu mungkin relatif... Ada perlakuan yang menurut seseorang kejam, tapi tidak bagi orang yang lain. Semua tergantung dengan horizon perasaan setiap individu yang pasti berbeda. Bagi orang-orang yang terbiasa hidup dalam lingkungan represif tentulah memiliki 'feeling border' yang lebih longgar terhadap apa yang disebut 'kejam' itu, dibanding mereka yang hidup di lingkungan yang penuh kedamainan, kepedulian dan kasih sayang.

Namun, dimanapun 'batas rasa' itu berada, tentunya anda dapat menilai mana yang paling sesuai dengan lingkungan anda. Baik di lingkungan pekerjaan, usaha, pergaulan, keluarga, bahkan di rumah tangga. Anda tahu batasan yang 'kejam' buat 'mereka'.....

Jika anda merasa orang yang kejam, maka berubahlah... Kekejaman pada akhirnya hanya akan melahirkan pengkhianatan. Bahkan dapat saja terjadi pada orang yang tidak pernah anda pikir untuk melakukannya. Anda bisa jadi dikhianati oleh orang yang anda 'beri makan', dan yang anda 'urus' dalam hidup ini. Kejam menjadi salah satu penyebabnya...

Manajemen kekejaman dalam sejarahnya tidak ada yang pernah berhasil. Kalaupun sepertinya ada, itu hanyalah keberhasilan semu. Pada akhirnya segala sesuatu yang dapat berdiri tegak di atas pilar kekejaman pasti akan runtuh oleh gelombang 'pengkhianatan'. Bisa diambil contoh pada pemerintahan di Timur Tengah saat ini, dimana pemimpinnya bertahun-tahun mengusung manajemen kekejaman dalam  menghadapi rakyatnya sendiri...

Lain dengan manajemen 'kasih sayang' dan 'kepedulian' yang ditunjukkan oleh Lee Kuan Yew pemimpin besar Singapura yang membawa negeri itu -dari kondisi lebih susah dan bagaikan 'kutu' dari Indonesia (penganut manajemen maling) yang besar- menuju negara super makmur seperti sekarang ini. Ia tetap dicintai rakyatnya, tak pernah ditinggal untuk dikhianati...

Tanpa kekejaman saja 'pengkhianatan' bisa terjadi. Apatah lagi jika kekejaman itu menjadi budaya di lingkungan anda. Cepat atau lambat hal itu sangat mungkin terjadi.  Maka dari itu, jika anda meresa 'kejam' pada keluarga -atau siapapun di lingkungan anda-,  berubahlah, sebelum anda menjadi korban 'kisah pengkhianatan' berikutnya.
Sakit..... apalagi pengkhianatan cinta.........

PENGKHIANATAN HANYA MASALAH WAKTU...

Wassalam,
AAngAdhA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar