Sebulan yang lalu jalanan masih basah
Tetesan air kehidupan dari langit masih menerpa
Beribu-ribu menyerbu tanah ini
Menghijau menyegarkan seluruh insan di bumi
Di setiap senja mereka senantiasa hadir
Tanpa alpa, ijin, apatah lagi sakit
Menyapa semesta yang bergembira ria
Menyambut kesejukan hawa yang mereka bawa
Tapi saat ini sudah tak lagi sama
Tanah memerah dan mulai retak merata
Lelah menanti siraman dari langit yang mulai langka
Ciptakan kerinduan mereka akan curahnya
Senja kini semakin merah
Siang kini semakin gerah
Mentari kini tak lagi terbungkus mega
Terik ini sungguh menyakitkan
Titik air dari langit, aku rindu.....
*Gunung Sugih, 18 Mei 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar